1dtk.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 meninggalkan duka mendalam bagi bangsa. Sebanyak tujuh petugas penyelenggara meninggal dunia saat menjalankan tugas mulia mereka. Informasi ini disampaikan oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, yang menyoroti beban berat yang harus dipikul petugas di lapangan.
“7 orang meninggal: 4 petugas KPPS, 3 Linmas,” ujar Bima Arya pada Rabu (27/11/2024).
Keempat petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang gugur masing-masing bertugas di Kota Bogor, Jakarta, Palangkaraya, dan Kabupaten Muara Enim. Sedangkan tiga petugas Linmas yang turut menjadi korban bertugas di Kediri, Aceh, dan Kudus.
Beban Berat Penyelenggara Pilkada
Penyelenggaraan Pilkada di Indonesia bukanlah tugas yang ringan. Dengan jumlah TPS yang mencapai ratusan ribu di seluruh negeri, petugas KPPS dan Linmas seringkali bekerja ekstra keras untuk memastikan jalannya pemilu berjalan lancar dan aman.
Beban fisik dan mental selama bertugas tidak bisa diremehkan. Dalam banyak kasus, petugas KPPS harus mengorbankan waktu istirahat mereka demi menyelesaikan proses penghitungan suara yang memakan waktu berjam-jam. Bahkan, dalam situasi tertentu, faktor cuaca ekstrem dan akses geografis yang sulit juga menjadi tantangan besar.
Tragedi ini mengingatkan kita pada peristiwa serupa saat Pemilu 2019, ketika ratusan petugas KPPS dilaporkan meninggal dunia akibat kelelahan. Meski skala Pilkada lebih kecil, kompleksitas dan tekanan yang dirasakan para petugas tetap signifikan.
Pentingnya Dukungan dan Evaluasi Sistem
Insiden ini menegaskan perlunya evaluasi serius terhadap sistem penyelenggaraan pemilu di Indonesia, terutama terkait kesejahteraan dan perlindungan petugas. Bagaimana memastikan kesehatan dan keselamatan mereka tetap terjaga saat menjalankan tugas?
Salah satu langkah yang bisa dipertimbangkan adalah penambahan jumlah petugas di tiap TPS untuk meringankan beban kerja. Selain itu, perlu juga diterapkan sistem shift atau pengaturan waktu yang lebih manusiawi agar para petugas tidak harus bekerja terus-menerus tanpa istirahat yang cukup.
Dukungan medis juga menjadi hal krusial. Di setiap TPS, idealnya ada tenaga medis atau posko kesehatan yang siap memberikan pertolongan jika ada petugas yang mengalami kelelahan atau masalah kesehatan mendadak.
Penghormatan untuk Para Pahlawan Demokrasi
Ketujuh petugas yang gugur bukan hanya kehilangan bagi keluarga mereka, tetapi juga bagi bangsa ini. Mereka adalah pahlawan demokrasi, yang mengabdikan diri untuk memastikan hak pilih masyarakat tersalurkan dengan baik.
Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menghormati pengorbanan mereka. Langkah awal adalah dengan mendesak pemerintah dan lembaga terkait untuk mengambil tindakan nyata dalam meningkatkan perlindungan bagi petugas pemilu di masa depan.
Tidak ada demokrasi tanpa pengorbanan, tetapi nyawa manusia seharusnya tidak menjadi harga yang harus dibayar. Tragedi ini harus menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk menciptakan sistem yang lebih baik dan lebih manusiawi.