1dtk.com - Hakim Eko Aryanto menjadi sorotan publik setelah menjatuhkan vonis 6,5 tahun penjara, denda Rp1 miliar, dan uang pengganti Rp210 miliar kepada Harvey Moeis dalam kasus korupsi sektor timah senilai Rp271 triliun. Putusan yang lebih ringan dari tuntutan jaksa ini memicu reaksi publik dan memunculkan diskusi terkait penanganan kasus korupsi di Indonesia.
Profil Eko Aryanto
Eko Aryanto lahir di Malang, Jawa Timur, pada 25 Mei 1968. Ia meraih gelar sarjana di Universitas Brawijaya pada tahun 1987 dengan jurusan Hukum Pidana. Pendidikan pascasarjana (S2) diselesaikannya di IBLAM School of Law tahun 2002, dan gelar doktor (S3) diperoleh dari Universitas 17 Agustus 1945 pada 2015.
Eko memiliki rekam jejak panjang dalam dunia hukum. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pengadilan Negeri Tulungagung pada 2017 dan menangani berbagai kasus penting.
Harta Kekayaan Eko Aryanto
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN) 2023 yang diumumkan KPK, total kekayaan Eko Aryanto mencapai Rp2,82 miliar. Rincian kekayaannya adalah sebagai berikut:
Tanah dan Bangunan
- Tanah dan bangunan seluas 200 m²/100 m² di Kabupaten Malang senilai Rp1,35 miliar, berasal dari hasil usaha sendiri.
Alat Transportasi dan Mesin
- Honda Civic Sedan 2013 senilai Rp300 juta.
- Toyota Innova Reborn G 2.0 AT 2016 senilai Rp240 juta.
- Kawasaki Ninja 2013 senilai Rp50 juta.
- Kawasaki KLX 2013 senilai Rp20 juta.
- Honda CR-V Minibus 2013 senilai Rp300 juta.
Total nilai kendaraan: Rp910 juta.
Harta Bergerak Lainnya
- Harta bergerak lainnya senilai Rp395 juta.
Kas dan Setara Kas
- Saldo kas sebesar Rp165,981 juta.
Tidak ada utang atau kepemilikan surat berharga yang dilaporkan dalam LHKPN tersebut, sehingga total kekayaan bersihnya mencapai Rp2,82 miliar.
Kekayaan ini dilaporkan sebagai hasil kerja keras dan usaha sendiri, mencerminkan posisi Eko Aryanto sebagai hakim dengan latar belakang akademik dan pengalaman yang solid.