1dtk.com - Konferensi Cabang Nahdlatul Ulama (Konfercab PCNU) Kota Banda Aceh ke-XIV secara resmi menetapkan Abati Aulia sebagai Rais Tanfidziyah dan Tgk H. Sulaiman Qari sebagai Rais ‘Am Syuriah untuk periode 2025-2030. Pemilihan ini berlangsung di Dayah Mishrul Huda Malikussaleh, Gampong Lamjamee, Jaya Baru, Kota Banda Aceh, pada Kamis (6/2/2025) yang bertepatan dengan 7 Ra’jab 1446 H.
Suasana pemilihan berlangsung khidmat dan penuh musyawarah, dengan para peserta yang terdiri dari jajaran pengurus dan perwakilan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Kota Banda Aceh memberikan amanah kepada kedua tokoh tersebut untuk memimpin organisasi selama lima tahun ke depan.
Dalam sambutannya, Abati Aulia menegaskan tekadnya untuk memperkuat peran PCNU Banda Aceh dalam menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan di Kota Banda Aceh.
“Kami bertekad menjadikan PCNU Kota Banda Aceh sebagai rumah besar bagi umat Islam dengan tetap berpegang teguh pada prinsip Ahlussunnah Wal Jamaah,” ujar Abati.
Sementara itu, Tgk H. Sulaiman Qari yang juga dikenal sebagai Abu Muda Woyla, menekankan pentingnya sinergi antara ulama, pengurus, dan warga Nahdliyin.
“NU adalah organisasi yang mengakar kuat di masyarakat dan hati umat. Kita harus terus menjaga persatuan dan membangun peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” katanya.
Konfercab ini turut dihadiri oleh tokoh ulama, pimpinan dayah, serta perwakilan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh. Ketua Panitia Konfercab, Tgk Jufri, menyampaikan bahwa seluruh proses pemilihan berjalan lancar dan demokratis.
“Alhamdulillah, semua tahapan berlangsung dengan musyawarah mufakat, mencerminkan semangat kebersamaan dalam NU,” ujarnya.
Dengan kepemimpinan baru ini, diharapkan PCNU Kota Banda Aceh semakin berkembang dan mampu menghadapi tantangan zaman. Selain itu, PCNU juga diharapkan tetap menjadi garda terdepan dalam membimbing umat menuju kehidupan yang lebih baik, serta semakin berkontribusi bagi masyarakat luas.
PCNU Kota Banda Aceh kini menghadapi tantangan besar, termasuk dalam penguatan pendidikan Islam, pengembangan ekonomi umat, serta menjaga harmoni sosial di tengah perubahan zaman. Dengan kepemimpinan baru, NU Banda Aceh diharapkan bisa lebih solid, progresif, dan adaptif dalam menghadapi kebutuhan umat saat ini.
Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama terus menjadi pilar moderasi Islam dan persatuan bangsa. Langkah strategis dari kepemimpinan baru PCNU Banda Aceh akan sangat menentukan bagaimana organisasi ini tetap menjadi tempat bernaung, belajar, dan mengabdi bagi umat Islam di wilayah tersebut.