Winter di Korea Selatan: Perjalanan Singkat, Kenangan Tak Terlupakan

Perjalanan Singkat Winter di Korea Selatan Kenangan Tak Terlupakan


1dtk.com - Jujur, Korea Selatan awalnya nggak ada di daftar prioritas destinasi impianku. Aku bukan penggemar K-Drama atau K-Pop yang biasanya jadi alasan utama orang-orang terbang ke Negeri Ginseng. Tapi ketika tiket promo dari Singapore Airlines muncul—rute Jakarta–Seoul via Singapura dengan harga yang masuk akal—aku pikir, kenapa nggak? Ditambah lagi, pengurusan visa bisa lewat agen, jadi nggak ribet.

Perjalananku kali ini cukup singkat, hanya 7 hari dari 26 Januari sampai 1 Februari 2025. Meskipun durasinya terbatas, aku berhasil menjelajahi tiga tempat ikonik: Busan selama 2 hari, Seoul 2 hari, dan day trip ke Nami Island. Semua perjalanan aku atur sendiri, mulai dari itinerary sampai transportasi. Untungnya, ada Naver Maps untuk navigasi dan Mufko yang bisa bantu cek kehalalan produk makanan.

Perjalanan Dimulai: Transit Panjang & Malam Dingin di Stasiun

Hari pertama perjalanan diawali dengan penerbangan dari Jakarta ke Incheon via Singapura, dengan waktu transit 6,5 jam di Changi Airport. Begitu tiba di Incheon International Airport pukul 22.00 KST, aku langsung bersiap menghadapi dinginnya udara Korea. Hal pertama yang aku lakukan? Ganti pakaian winter dan isi kartu T-Money sebesar 20.000 won.

Malam itu, aku langsung menuju Seoul Station karena harus naik KTX ke Busan jam 05.18 pagi. Tapi di sinilah cobaan pertama datang: Seoul Station tutup dari pukul 00.50 hingga 04.20! Aku tiba di sana pukul 01.00, yang berarti harus menunggu 3 jam 20 menit di luar stasiun.

Di suhu musim dingin yang menusuk, berdiri di luar stasiun tanpa tempat berteduh itu... siksaaan! Anginnya luar biasa dingin, dan aku hanya bisa menggigil sambil berharap waktu cepat berlalu.

Busan: Kota Pelabuhan dengan Pesona yang Unik

Begitu sampai di Busan pukul 08.20, aku langsung ke hotel dengan harapan bisa early check-in. Sayangnya, kamar masih penuh, jadi aku hanya bisa menitipkan koper. Dalam keadaan masih mengantuk dan lelah, aku mencari sarapan di Bakso Bejo, salah satu restoran halal di Busan.

Setelah itu, aku mulai eksplorasi ke Gamcheon Culture Village. Tempat ini sering disebut sebagai "Santorini-nya Korea" karena rumah-rumahnya yang berwarna-warni di perbukitan. Dari sini, aku lanjut ke Jagalchi Market, pasar seafood terbesar di Korea, tempat aku melihat beragam ikan segar yang menggiurkan.

Jam 14.00, aku akhirnya bisa check-in di Almond Hotel. Setelah perjalanan yang melelahkan, aku langsung tidur sampai magrib. Malamnya, aku keluar mencari makan dan secara tak sengaja menemukan restoran halal di dalam pasar lokal.

Hari Kedua di Busan: Naik Gunung & Menikmati Pantai

Pagi-pagi, aku menuju Hwang Ryeong Mountain. Naver Maps mengarahkanku ke stasiun bus yang hanya 1,4 km dari puncak, jadi kupikir jalan kaki sebentar nggak masalah. Ternyata... medannya menanjak tajam! Setelah beberapa menit berjalan dan merasa kehabisan napas, aku bersyukur ada taksi lewat. Aku pun naik taksi ke atas, dan begitu sampai... wow, pemandangannya luar biasa indah!

Dari gunung, aku turun ke kota dan melanjutkan perjalanan ke Haeundae Beach. Pantai ini super bersih dan luas, dengan ombak yang tenang. Sore-sore, banyak burung camar laut yang terbang mencari makanan dari para pengunjung.

Malamnya, aku kembali ke Seoul naik KTX, dan saat tiba di ibu kota Korea Selatan, aku disambut hujan salju pertama!

Seoul: Istana, Hanbok, dan Makanan Halal

Hari pertama di Seoul, aku mengeksplor Gwanghwamun Square, Gyeongbokgung Palace, dan Bukchon Hanok Village. Aku juga menyewa hanbok, pakaian tradisional Korea, untuk pengalaman yang lebih autentik. Siangnya, aku makan di Iftar, restoran halal yang menyajikan makanan Korea.

Malamnya, aku menjelajah Myeongdong, pusat street food dan belanja. Untungnya, di sini banyak street food yang bersertifikat halal, jadi aku bisa mencoba berbagai makanan lokal tanpa ragu.

Day Trip ke Nami Island

Hari berikutnya, aku ikut day trip ke Nami Island yang dipesan lewat Klook. Paket tur ini juga mencakup kunjungan ke Eobi Valley, Italian Village, dan Petite France.

Nami Island terkenal karena keindahannya, terutama di musim dingin saat pepohonan tertutup salju. Tempat ini jadi makin ikonik setelah muncul di drama Winter Sonata.

Hari Terakhir: Perpustakaan Megah dan Belanja Oleh-Oleh

Di hari terakhir, aku mengunjungi Starfield Library, perpustakaan megah yang dikelilingi rak-rak buku tinggi. Dari sana, aku melanjutkan perjalanan ke Itaewon Mosque, tempat ibadah utama Muslim di Korea.

Sebelum kembali ke Indonesia, aku mampir ke Hello APM Dongdaemun, pusat oleh-oleh yang lengkap. Banyak snack di sini yang sudah berlabel halal, jadi lebih tenang untuk dibeli sebagai oleh-oleh.

Budget Perjalanan: Berapa Totalnya?

Selama 7 hari di Korea, aku menghabiskan sekitar Rp 19 jutaan, dengan rincian sebagai berikut:

  • Tiket pesawat CGK-ICN PP (transit di SIN): Rp 5 juta
  • KTX Seoul-Busan PP: Rp 1,4 juta
  • Penginapan (5 malam): Rp 3,9 juta
  • Busan: Almond Hotel (dekat stasiun, kamar ada jacuzzi)
  • Seoul: Western Coop Hotel Dongdaemun (kamar luas & ada dapur)
  • Transportasi lokal (bus, metro, EZL): Rp 500 ribu (40.000 won)
  • Visa Korea via agen: Rp 1,7 juta
  • Asuransi perjalanan: Rp 250 ribu
  • Uang saku: Rp 8 juta (bawa 700.000 won, sisa 46.000 won)
  • Total: Rp 19 jutaan

Kesimpulan: Worth It atau Nggak?

Meskipun awalnya aku nggak terlalu tertarik dengan Korea Selatan, winter di Korea ternyata terlalu indah untuk dilewatkan. Dari angin dingin Busan, hujan salju di Seoul, hingga suasana magis di Nami Island, semuanya menciptakan kenangan yang nggak terlupakan.

Apakah aku akan kembali ke Korea? Mungkin! Karena masih banyak tempat yang belum sempat aku eksplor, seperti Jeju Island atau daerah pedesaan Korea yang lebih tradisional.

Buat kalian yang pengen ke Korea saat winter, pastikan bawa jaket tebal, sarung tangan, dan hand warmer! Dan kalau bisa, jangan sampai terjebak di luar stasiun kayak aku.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال