1dtk.com - Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menerima audiensi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Dirjen PAS) Provinsi Bengkulu di ruang kerjanya pada Kamis (13/3/2025). Pertemuan ini membahas peningkatan sinergi antara pemerintah daerah dan pemasyarakatan dalam menciptakan sistem pembinaan yang lebih baik bagi warga binaan.
Dalam pertemuan tersebut, Helmi Hasan menegaskan pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah daerah dan lembaga pemasyarakatan. Ia menyoroti bahwa keberhasilan pemasyarakatan tidak hanya ditentukan oleh aspek penegakan hukum, tetapi juga efektivitas program pembinaan agar para warga binaan memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri.
"Kami mendukung penuh langkah-langkah strategis untuk meningkatkan pembinaan warga binaan. Sinergi yang baik antara pemasyarakatan dan pemerintah daerah sangat penting agar mereka memiliki keterampilan dan kesiapan ketika kembali ke masyarakat," ujar Helmi Hasan.
Komitmen Meningkatkan Pembinaan Warga Binaan
Kakanwil Dirjen PAS Bengkulu menyambut baik dukungan dari pemerintah daerah. Ia menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya memperbaiki sistem pemasyarakatan, baik dari segi pelatihan keterampilan, pendidikan, hingga pembinaan mental dan spiritual bagi warga binaan.
"Kami ingin memastikan bahwa para warga binaan memiliki keterampilan yang dapat membantu mereka setelah bebas nanti. Dengan dukungan dari pemerintah daerah, program-program pembinaan ini akan berjalan lebih optimal," ungkapnya.
Dalam diskusi ini, beberapa tantangan dalam sistem pemasyarakatan turut dibahas, termasuk keterbatasan sarana dan prasarana yang masih menjadi kendala dalam pelaksanaan pembinaan. Pihaknya berharap ada dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak guna menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang lebih kondusif dan berorientasi pada rehabilitasi sosial.
Gubernur Helmi Hasan menyatakan bahwa pemerintah provinsi siap memberikan perhatian lebih terhadap berbagai isu di dalam sistem pemasyarakatan. Ia menilai, upaya pembinaan ini sejalan dengan visi pembangunan daerah yang lebih inklusif dan humanis.
Baca juga: Isu Bilik Asmara di Lapas Kembali Mengemuka, Antara Hak Narapidana dan Kontroversi
Kolaborasi untuk Masyarakat yang Lebih Inklusif
Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak sepakat bahwa keberhasilan pembinaan warga binaan tidak hanya berdampak bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat secara luas. Dengan adanya program pelatihan yang terarah, warga binaan dapat memiliki keterampilan yang meningkatkan peluang kerja atau usaha setelah mereka bebas.
Selain itu, pendekatan rehabilitasi sosial diharapkan bisa mengurangi angka residivisme (kembali melakukan tindak pidana setelah bebas). Sehingga, para mantan warga binaan tidak lagi terjebak dalam lingkaran kriminalitas akibat keterbatasan akses pekerjaan dan stigma sosial.
Kerja sama ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam menciptakan sistem pemasyarakatan yang lebih berorientasi pada rehabilitasi dan reintegrasi sosial. Ke depan, program pembinaan yang lebih komprehensif akan terus dikembangkan untuk menciptakan peluang yang lebih baik bagi warga binaan setelah mereka menyelesaikan masa hukuman.