1dtk.com - Kabar gembira datang dari Kecamatan Sluke, Rembang, Jawa Tengah. Sebanyak delapan pemuda dari wilayah tersebut berhasil lolos seleksi penerimaan anggota TNI tanpa dipungut biaya sepeser pun. Para orang tua mereka pun tak kuasa menahan haru dan rasa syukur.
Sebagai bentuk apresiasi, mereka mendatangi Markas Kodim 0720/Rembang pada Jumat (28/2/2025) untuk berterima kasih langsung kepada pihak TNI. Kejadian ini menjadi bukti bahwa proses seleksi yang bersih dan transparan memang benar-benar terjadi.
Kisah ini menjadi sorotan karena selama ini masih banyak masyarakat yang percaya bahwa untuk menjadi anggota TNI harus membayar "pelicin" atau menggunakan koneksi orang dalam. Namun, delapan pemuda asal Sluke ini membuktikan bahwa anggapan tersebut tidak selalu benar.
Wasini, seorang pedagang kerupuk asal Desa Jurangjero, menjadi salah satu orang tua yang merasakan kebahagiaan luar biasa. Ia bahkan sejak awal sudah bernazar bahwa jika anaknya diterima menjadi anggota TNI, ia akan membagikan kerupuk dagangannya secara cuma-cuma.
"Betul, Pak. Gratis! Matur nuwun. Mugi-mugi Gusti Allah sing mbales," ujar Wasini dengan penuh haru, dikutip dari akun @musa_update, Rabu (5/3/2025).
Tidak hanya Wasini, orang tua lainnya juga merasa sangat bersyukur karena anak-anak mereka bisa lolos tanpa harus mengeluarkan uang tambahan. Mereka mengaku awalnya sempat ragu, mengingat banyaknya cerita tentang "uang pelicin" dalam proses seleksi masuk institusi militer.
Namun, semua keraguan itu sirna setelah melihat anak-anak mereka diterima murni berdasarkan kemampuan dan kerja keras mereka sendiri.
Sebagai ungkapan syukur, para orang tua dari delapan pemuda tersebut datang ke Markas Kodim 0720/Rembang dengan membawa berbagai makanan dan hasil bumi. Mereka ingin secara langsung menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak TNI yang telah menyelenggarakan seleksi dengan transparan dan tanpa pungutan liar.
Kedatangan mereka pun disambut langsung oleh Komandan Kodim 0720/Rembang, Letkol Inf Yudhi Yahya.
"Ini di luar ekspektasi kami. Yang jelas, kami ucapkan selamat, karena anak-anak Bapak dan Ibu akan segera mengikuti pendidikan TNI di Gombong, Kebumen. Semoga semuanya berjalan lancar," ujar Yudhi Yahya dengan bangga.
Kejadian ini cukup jarang terjadi, mengingat biasanya seleksi masuk TNI kerap dikaitkan dengan isu-isu pungutan liar. Namun, kali ini proses seleksi berjalan bersih, transparan, dan murni berdasarkan kemampuan para peserta.
Keberhasilan delapan pemuda asal Sluke ini membuka mata banyak orang bahwa seleksi anggota TNI tidak selalu identik dengan praktik suap. Para orang tua yang hadir di Kodim Rembang juga mengajak masyarakat untuk percaya pada proses yang bersih.
"Saya dulu sempat pesimis karena banyak yang bilang kalau mau masuk TNI harus bayar mahal. Tapi ternyata anak saya bisa lolos dengan usahanya sendiri," ujar seorang ayah dari salah satu pemuda yang diterima menjadi prajurit TNI.
Dengan pengalaman ini, mereka berharap tidak ada lagi masyarakat yang terjebak dalam praktik percaloan atau percaya pada pihak-pihak yang menawarkan jasa untuk meloloskan seleksi dengan imbalan uang.
Sebaliknya, mereka ingin generasi muda percaya bahwa kerja keras, latihan, dan persiapan yang matang adalah kunci utama untuk lolos seleksi.
Letkol Inf Yudhi Yahya menegaskan bahwa proses seleksi masuk TNI dilakukan secara objektif. Ia juga mengingatkan para calon prajurit untuk selalu menjaga integritas dan profesionalisme dalam menjalani pendidikan militer nanti.
"Kami ingin para prajurit baru ini menjadi generasi yang membanggakan, yang berjuang demi bangsa dan negara dengan penuh dedikasi," ujar Yudhi Yahya.
Ia juga berpesan kepada para orang tua agar terus mendukung dan mendoakan anak-anak mereka selama menjalani pendidikan militer, karena perjalanan ke depan masih panjang.
Sementara itu, salah satu pemuda yang lolos seleksi mengungkapkan rasa syukurnya.
"Kami bersyukur bisa diterima tanpa harus menyuap siapa pun. Ini semua berkat latihan keras dan doa orang tua," katanya.
Kisah delapan pemuda dari Rembang ini menjadi inspirasi bahwa masuk menjadi prajurit bisa dilakukan dengan cara yang jujur, tanpa perlu suap atau jalur belakang.
Masyarakat kini bisa lebih yakin bahwa jalur bersih tetap terbuka bagi mereka yang memiliki kemampuan dan semangat juang tinggi.
Kisah ini juga menjadi harapan baru bahwa reformasi dalam sistem seleksi TNI benar-benar nyata, di mana integritas dan kemampuan adalah faktor utama dalam menentukan kelulusan seorang calon prajurit.