1dtk.com - Pernah kepikiran jalan-jalan ke tiga negara dalam waktu cuma empat hari? Kedengarannya gila, tapi gue dan dua teman cowok lainnya berhasil melakukannya. Dari Paris ke Amsterdam, lalu lanjut ke Brussels, semuanya dalam satu trip yang padat tapi tetap seru. Gimana rasanya? Capek sudah pasti, tapi pengalaman dan cerita yang didapat sebanding dengan perjuangannya.
Hari Pertama di Paris Kota yang Selalu Punya Kejutan
Kami berangkat dari Aljazair dan tiba di Paris sekitar jam sepuluh malam. Niatnya pengen langsung ke hotel buat istirahat, tapi ternyata urusan imigrasi dan bagasi nggak secepat itu. Baru keluar bandara hampir tengah malam. Kereta RER udah berhenti beroperasi, jadi kami naik bus ke pusat kota. Sampai hotel, waktu udah menunjukkan dini hari.
Besok paginya, energi masih full buat mulai eksplorasi. Paris terlalu indah buat dilewatkan walau sebentar. Tujuan pertama tentu saja Louvre. Nggak masuk ke dalam karena waktu terbatas, tapi cukup puas foto-foto di depan piramida kaca yang ikonik itu. Dari sana, kami jalan kaki melewati Tuileries Garden. Tempat ini cantik banget dengan jalan setapak yang dipenuhi pepohonan.
Perjalanan lanjut ke Pont Alexandre III, jembatan dengan dekorasi mewah yang sering banget muncul di film atau foto Instagram traveler. Spot terbaik buat menikmati pemandangan Sungai Seine.
Puncak dari hari pertama ini tentu saja Eiffel Tower. Kami pilih menikmati menara ini dari Trocadéro karena pemandangannya lebih dramatis, apalagi pas matahari mulai terbenam. Ketika lampu-lampu mulai menyala, suasananya berubah jadi lebih magis. Begitu light show dimulai, semua orang langsung terpukau.
Nggak mau pulang terlalu malam, kami mampir sebentar ke Arc de Triomphe buat foto, lalu balik ke hotel buat bersiap naik Flixbus ke Amsterdam tengah malam.
Hari Kedua di Amsterdam Kota yang Santai tapi Penuh Warna
Bus sampai di Amsterdam pagi-pagi banget. Udara sejuk dan suasana tenang langsung bikin nyaman. Begitu sampai hotel, kami titip koper dan langsung berangkat ke Zaanse Schans, kawasan kincir angin yang seperti lukisan hidup. Bangunan kayu klasik, kanal kecil, dan kincir angin raksasa bikin tempat ini terasa sangat khas Belanda.
Setelah puas eksplorasi, kami mampir ke Johan Cruijff Arena, markas klub Ajax Amsterdam. Stadion ini megah banget, apalagi buat yang suka bola pasti akan merasa betah.
Siang menjelang sore, kami kembali ke pusat kota buat jalan-jalan di sepanjang kanal. Amsterdam terkenal dengan kanal-kanalnya yang indah, dan memang suasananya bikin betah. Banyak rumah sempit berjejer dengan arsitektur khas Eropa.
Pemberhentian terakhir hari itu adalah Dam Square. Alun-alun ini selalu ramai dengan turis dan musisi jalanan. Bangunan di sekelilingnya terlihat gagah dan elegan. Kami menikmati suasana sebelum akhirnya kembali ke hotel buat istirahat karena esoknya harus mengejar bus ke Brussels.
Baca juga: Petualangan Singkat ke Langkawi yang Seru dan Berkesan
Hari Ketiga di Brussels Kota dengan Waffle Terenak
Dari Amsterdam, kami naik Flixbus menuju Brussels. Begitu sampai, kami langsung menuju Atomium, bangunan unik berbentuk atom raksasa yang jadi ikon kota ini.
Setelah puas foto-foto, kami mampir ke Royal Palace of Brussels. Bangunan ini punya arsitektur yang megah dan bersejarah. Dari situ, kami lanjut ke Grand Place, salah satu alun-alun tercantik di dunia. Bangunan-bangunan tua dengan detail yang rumit bikin suasana terasa seperti kembali ke masa lalu.
Di sini, kami mencoba waffle Belgia yang terkenal itu. Rasanya beneran seenak yang dibilang orang-orang. Luarnya garing, dalamnya lembut, dan topping-nya beragam.
Sayangnya, waktu di Brussels nggak banyak karena harus segera kembali ke Paris. Tantangan terbesar hari itu adalah kami harus jalan-jalan sambil membawa koper karena nggak menemukan loker penyimpanan. Bisa dibayangkan gimana repotnya menyeret koper di jalanan berbatu khas Eropa.
Malamnya, kami naik bus kembali ke Paris, siap buat hari terakhir sebelum pulang.
Hari Keempat di Paris Menutup Perjalanan dengan Manis
Pagi terakhir di Paris, kami sempat mampir ke Notre Dame yang masih dalam tahap renovasi setelah kebakaran beberapa tahun lalu. Meski nggak bisa masuk, melihatnya dari luar tetap memberi kesan mendalam.
Dari sana, kami berjalan santai di sepanjang Sungai Seine. Kota ini memang punya suasana yang romantis, bahkan buat traveler yang cuma datang sebentar.
Sebagai penutup perjalanan, kami mampir ke stadion Paris Saint-Germain. Meskipun bukan fans berat, tetap menarik melihat stadion klub besar Eropa secara langsung.
Sebelum menuju bandara, kami kembali ke Arc de Triomphe buat menikmati pemandangan Paris sekali lagi. Momen ini rasanya seperti perpisahan yang indah dengan kota yang nggak pernah membosankan.
Pelajaran dari Trip Singkat Ini
Jalan-jalan ke tiga negara dalam empat hari itu mungkin terdengar terlalu ambisius, tapi kalau direncanakan dengan baik, ternyata bisa banget dilakukan. Memang jadwalnya padat dan banyak jalan kaki, tapi pengalaman yang didapat sangat berharga.
Kalau ada yang mau mencoba trip seperti ini, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan punya itinerary yang jelas biar nggak buang-buang waktu. Kedua, bawa koper yang praktis dan ringan karena sering harus berpindah-pindah. Terakhir, jangan terlalu memaksakan diri buat melihat semuanya. Kadang menikmati satu tempat dengan santai lebih berkesan daripada buru-buru berpindah dari satu destinasi ke destinasi lain.
Meskipun trip ini singkat, keseruannya masih terasa sampai sekarang. Kapan lagi bisa sarapan croissant di Paris, makan siang sambil melihat kincir angin di Belanda, dan menikmati waffle di Belgia, semua dalam satu perjalanan?