Butuh Waktu Lebih Tapi Worth It Mengunjungi Chiang Mai Meski Liburan Singkat

Butuh Waktu Lebih Tapi Worth It Mengunjungi Chiang Mai Meski Liburan Singkat


1dtk.com - Saya ingat pertama kali ke Chiang Mai, rasanya kayak lagi ngejar cinta jarak jauh jauh banget tapi begitu nyampe, hati rasanya hangat. Tapi jujur aja, untuk sampai ke kota yang katanya “Permata dari Utara” ini, memang butuh effort lebih dibanding kalau kita ke Bangkok atau Phuket. Kalau kamu tipe yang liburannya harus sat-set dan penuh itinerary padat merayap, well, Chiang Mai mungkin bakal bikin kamu mikir dua kali.

Waktu itu saya cuma punya 4 hari buat liburan. Beneran, 4 hari! Dan tetap nekad milih Chiang Mai sebagai destinasi. Banyak yang bilang, “Kamu ngapain jauh-jauh ke utara cuma buat santai-santai? Ke Phuket atau Pattaya aja.” Tapi ya, saya bukan tipe yang doyan pesta atau keramaian. Saya lebih suka kota yang punya napas pelan, semacam slow living vibes dan Chiang Mai, ternyata bener-bener pas di titik itu.

Dari Bangkok saya naik pesawat, dan meskipun cuma 1,5 jam, harganya memang agak mahal kalau dibanding bus malam atau kereta. Tapi demi menghemat waktu, saya pilih itu. Kalau kamu punya waktu lebih, naik kereta malam dari Hua Lamphong ke Chiang Mai bisa jadi opsi seru. Kabinnya nyaman, dan kamu bisa tidur sambil jalan. Bangun-bangun udah nyampe. Tapi ya itu tadi, butuh sekitar 12 jam. Satu hari gone. Jadi untuk traveler dengan waktu terbatas, harus pinter-pinter ngatur prioritas.

Waktu di Chiang Mai Rasanya Seperti Melambat

Begitu nyampe, rasanya beda banget. Waktu seolah melambat. Nggak ada klakson bersahutan. Nggak ada tuk-tuk ngebut di setiap tikungan. Dan yang paling saya syukuri, nggak ada kemacetan! Rasanya kayak masuk ke dunia paralel dari Bangkok lebih sunyi, tapi juga lebih hangat.

Butuh Waktu Lebih Tapi Worth It Mengunjungi Chiang Mai Meski Liburan Singkat

Kota ini punya aura tenang yang bikin kita pengen pelan-pelan menikmati semuanya. Bahkan buat makan pun saya jadi nggak terburu-buru. Ada banyak warung kecil dan cafe lucu tersembunyi. Salah satu favorit saya waktu itu adalah The Barn cafe mungil deket penginapan saya. Tempatnya adem, dekorasi rustic, dan makanan lokalnya juara. Saya pesan Khao Soi, semacam mie kari khas Chiang Mai. Enaknya tuh bikin lupa dunia!

Ngomong-ngomong soal kuliner, Chiang Mai tuh underrated banget. Orang tahunya makanan Thailand cuma yang ada di Bangkok. Padahal, di sini menunya unik dan harganya lebih murah. Serius, lebih murah dari Bangkok! Makan enak di warung lokal cuma butuh 30-40 baht. Dan kalau kamu suka ngopi, ini surga banget. Kopi di Chiang Mai enak-enak, dengan banyak pilihan cafe bertema unik.

Kalau Kamu Pecinta Alam dan Budaya, Kamu Akan Jatuh Cinta

Chiang Mai itu kota dengan warisan sejarah dan budaya yang kuat. Waktu kamu jalan-jalan di sekitar Kota Tua, kamu bakal nemu kuil di hampir setiap sudut. Saya sempat mengunjungi Wat Phra Singh dan Wat Chedi Luang. Dua-duanya luar biasa. Bukan hanya karena arsitekturnya, tapi juga atmosfernya. Ada ketenangan dan rasa hormat yang nggak bisa dijelasin.

Dan nggak cuma kuil ya. Saya juga sempat iseng jalan ke Mae Kha Canal. Banyak yang nggak tahu, tapi kanal ini dulunya bagian penting dari perencanaan kota Chiang Mai sejak 1296. Sekarang, kanal ini udah jadi bagian dari taman kota yang direvitalisasi. Banyak spot duduk santai, dan kadang ada warga lokal yang sekadar ngobrol sore atau main musik akustik. Rasanya kayak balik ke masa lalu.

Butuh Waktu Lebih Tapi Worth It Mengunjungi Chiang Mai Meski Liburan Singkat

Salah satu tempat yang bikin saya bengong dan hampir lupa pulang adalah Chom Cafe & Restaurant. Tempat ini kayak dunia dari film Disney. Ada kabut tipis yang turun dari air terjun buatan, suara air gemericik, dan dedaunan tropis di mana-mana. Nggak heran banyak pasangan lokal maupun turis datang buat foto prewedding atau sekadar numpang healing. Saya duduk di sana hampir 2 jam hanya untuk minum Thai tea dan makan cake sambil ngelamun. Saking magisnya suasana.

Banyak Hidden Gems yang Bisa Kamu Temukan Kalau Sabar Eksplor

Saya juga sempat ke Pa Nok Aeng Flower Farm. Nggak sengaja sebenarnya hanya karena ngeliat foto di Instagram dan lokasinya ternyata nggak jauh dari penginapan. Kebun bunganya luar biasa. Bunga berganti tiap bulan, jadi kamu nggak akan pernah nemu tampilan yang sama kalau datang di waktu berbeda. Saya datang pas Marguerites lagi mekar, pink dan ungu di mana-mana. Spot foto? Banyak banget. Tapi saya lebih suka duduk aja di bawah payung bambu sambil liat petani lokal ngerawat bunga.

Butuh Waktu Lebih Tapi Worth It Mengunjungi Chiang Mai Meski Liburan Singkat

Transportasi di Chiang Mai juga tergolong mudah. Saya pakai Grab untuk ke mana-mana kadang naik mobil, kadang motor kalau jalannya sempit. Kalau kamu tipe petualang yang suka tantangan, bisa coba naik songthaew angkot merah yang jadi andalan warga lokal. Rutenya fleksibel, dan kadang kamu bisa ngobrol sama penduduk setempat yang ramahnya nggak dibuat-buat.

Dan tahu nggak sih? Chiang Mai itu punya 5 gerbang utama yang membentuk semacam persegi di Kota Tua. Tha Phae Gate adalah yang paling terkenal. Saya mampir ke sana sore hari dan nemu pertunjukan jalanan dari anak-anak muda lokal. Ada yang main gitar, ada yang breakdance, ada juga yang jual lukisan handmade. Suasananya hidup tapi tetap kalem. Nggak berisik, tapi juga nggak sepi membosankan.


Baca juga: Bangkok, Pelarian Paling Masuk Akal Saat Hidup Terasa Terlalu Berat untuk Dijalani


Chiang Mai Tidak Akan Memuaskan Semua Orang dan Itu Tidak Masalah

Sekarang, saya ngerti kenapa ada orang yang bilang Chiang Mai itu membosankan. Kalau kamu tipe yang suka mall gede, pesta pantai, atau city light sampai subuh Chiang Mai bukan buat kamu. Di sini, malam datang lebih cepat dan kehidupan kota melambat sejak pukul 9 malam. Tapi justru itu yang bikin kota ini spesial.

Saya merasa lebih connected dengan diri sendiri di Chiang Mai. Bisa bangun pagi tanpa tergesa, jalan kaki keliling kuil, makan di warung yang jujur dan murah, dan ngobrol sama barista yang nanya asal kamu tanpa maksud jualan. Ada kesederhanaan yang jujur. Dan buat saya, itu bentuk kekayaan yang nggak bisa dibeli.

Mungkin kamu nggak bisa puas mengelilingi semua tempat kalau cuma punya waktu 3-4 hari. Tapi Chiang Mai bukan kota yang harus kamu buru-buru eksplor. Dia justru tempat yang lebih tepat untuk kamu rasakan.

Jadi, ciamik kah Chiang Mai? Buat saya, lebih dari itu. Dia bukan kota yang bikin kamu terpukau karena gemerlapnya, tapi karena cara dia pelan-pelan menyentuh hati kamu.

Dan kalau kamu masih ragu ya udah, coba aja dulu. Siapa tahu, kamu ketagihan pelan-pelannya. 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال