Jembatan Parung Lawang Mulai Dibangun, Warga Akhirnya Dapat Akses Setelah 30 Tahun Menanti

Jembatan Parung Lawang Mulai Dibangun Warga Akhirnya Dapat Akses Setelah 30 Tahun Menanti


1dtk.com - Mimpi panjang warga Sukamanah dan Jagabita akhirnya mulai menemui kenyataan. Setelah lebih dari tiga dekade menantikan akses penghubung antarwilayah yang layak, Pemerintah Kabupaten Tangerang resmi memulai pembangunan Jembatan Parung Lawang pada Kamis (10/4/2025).

Berlokasi di Kampung Salimah RT 11, Desa Sukamanah, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, jembatan ini akan menghubungkan Provinsi Banten dan Jawa Barat melalui Desa Jagabita, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.

Dalam seremoni peletakan batu pertama (groundbreaking), Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid menegaskan bahwa pembangunan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Pemkab Tangerang dalam menjawab kebutuhan masyarakat yang sudah terlalu lama dibiarkan tanpa solusi.

“Alhamdulillah, hari ini kita mulai pembangunan jembatan yang sudah lama diimpikan oleh warga Sukamanah dan Jagabita. Ini adalah bukti komitmen kami dalam menyediakan infrastruktur yang menghubungkan antarwilayah dan mendukung akses transportasi masyarakat,” ungkap Bupati Maesyal Rasyid.

Jembatan ini bukan hanya sekadar penghubung fisik antarwilayah, tapi juga diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Akses jalan yang lebih mudah akan mempercepat distribusi hasil pertanian, mempermudah mobilitas ojek lokal, dan membuka peluang usaha baru di sekitar wilayah tersebut.

“Dengan adanya jembatan ini, para petani, pedagang, hingga ojek lokal akan memiliki akses lebih cepat ke pasar, sehingga perputaran ekonomi akan lebih baik,” lanjutnya.

Dari sisi teknis, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansyah Efendi, menjelaskan bahwa proyek pembangunan jembatan ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp6.693.465.000. Pembangunan dijadwalkan rampung dalam waktu 210 hari kalender. Dengan panjang 25 meter dan lebar 5 meter, jembatan ini dirancang cukup kokoh dan aman untuk menopang arus kendaraan dan aktivitas harian masyarakat.

“Ini adalah penghubung strategis dua provinsi: Banten dan Jawa Barat. Sudah 30 tahun tidak ada pembangunan jembatan di sini. Alhamdulillah, sekarang bisa kita mulai,” kata Iwan.

Proyek ini juga diharapkan dapat memberikan peluang kerja bagi warga sekitar melalui program padat karya. Langkah ini sekaligus mendongkrak partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang menyentuh langsung kehidupan mereka.

“Kami harap masyarakat pun ikut mendukung dan membantu serta menjaga proses pembangunan jembatan ini sehingga dapat berjalan lancar dan tepat waktu,” tegas Iwan.

Keberadaan jembatan Parung Lawang ini sudah lama menjadi topik pembicaraan di kalangan warga lokal. Selama bertahun-tahun, masyarakat terpaksa menggunakan jalur alternatif yang jauh, rawan, dan seringkali tidak memadai, terutama di musim hujan ketika jalan menjadi berlumpur atau bahkan terputus.

Tak heran jika perasaan haru dan syukur begitu terasa dalam acara ini. Salah satunya datang dari warga Desa Sukamanah, yang diwakili oleh Aning.

“Pak Bupati sudah dua kali datang ke sini. Yang pertama diam-diam, tapi manfaatnya luar biasa. Dan sekarang hadir langsung untuk meletakkan batu pertama. Ini sangat berarti bagi kami semua. Terima kasih Bapak Bupati sudah mewujudkan mimpi kami,” ucap Aning dengan mata berkaca-kaca.

Pembangunan ini juga masuk dalam program strategis daerah sebagai bagian dari misi RPJMD Kabupaten Tangerang tahun 2025–2029, yaitu Mewujudkan Pemerataan dan Percepatan Pembangunan Infrastruktur. Dengan jembatan ini, diharapkan kesenjangan akses antarwilayah semakin menipis dan peluang ekonomi di kawasan pinggiran semakin terbuka lebar.

Menariknya, pembangunan Jembatan Parung Lawang ini juga menjadi simbol sinergi antarwilayah dan antarprovinsi. Ketika infrastruktur dibangun melintasi batas administratif, dampaknya bisa jauh lebih besar dibandingkan pembangunan di satu wilayah saja. Model pembangunan kolaboratif seperti ini patut diapresiasi dan bisa jadi contoh untuk proyek-proyek lintas daerah lainnya.

Ke depan, masyarakat diharapkan tak hanya menantikan manfaat jangka pendek, tapi juga terlibat aktif menjaga infrastruktur yang dibangun. Peran serta warga dalam merawat jembatan menjadi kunci agar fasilitas ini bisa berumur panjang dan terus memberi manfaat lintas generasi.

Satu hal yang pasti, jembatan ini bukan sekadar beton dan besi. Ia adalah jembatan harapan—harapan warga yang kini mulai berubah menjadi kenyataan.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال