1dtk.com - Suasana duka menyelimuti ruas Jalan Jamin Ginting, Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Rabu (23/4), usai kecelakaan lalu lintas merenggut nyawa seorang warga berinisial DAP. Namun, dari tragedi itu, muncul sebuah tindakan penuh empati yang menyita perhatian publik dan viral di media sosial.
Kapolsek Medan Tuntungan, Iptu Eko Sanjaya, tanpa ragu melepas seragam dinasnya saat mengevakuasi jenazah korban yang tubuhnya sebagian terbuka. Tindakan refleks itu dilakukan bukan karena formalitas atau pencitraan, tapi semata-mata karena dorongan kemanusiaan.
Dalam video yang beredar luas di Instagram dan X (Twitter), terlihat jelas bagaimana Iptu Eko, bersama personel Polsek Medan Tuntungan, tiba di lokasi kecelakaan menggunakan ambulans. Dengan cepat ia membuka pintu belakang mobil, menarik tandu, dan mempersiapkan evakuasi. Begitu melihat jenazah dalam kondisi tidak tertutup sempurna, ia melepas atasan seragam dinasnya dan menutup bagian tubuh korban.
“Menurut saya yang dilakukan Kapolsek Tuntungan itu adalah sebuah cara bertindak yang spontan berdasarkan insting yang kuat dengan karakter yang dimiliki, yang tidak semua orang berpikir untuk melakukan seperti yang dia lakukan,” ujar Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Kamis (24/4).
Menurut Gidion, tindakan Eko mencerminkan kedewasaan emosional dan kematangan kepemimpinan dalam menangani situasi darurat di lapangan. Tidak banyak pejabat, apalagi aparat berseragam, yang berani menanggalkan simbol jabatan mereka demi alasan kemanusiaan yang spontan dan tanpa kalkulasi.
Tak heran, publik pun ramai mengapresiasi aksi tersebut. Banyak komentar di media sosial menyebut tindakan Iptu Eko sebagai teladan nyata dari semboyan Polri yang Presisi, prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan.
Mereka yang menyaksikan langsung di lokasi juga menyebut Iptu Eko tidak banyak bicara. Ia hanya fokus pada evakuasi korban dan memastikan tidak ada hal yang mempermalukan atau melukai martabat jenazah korban.
Jenazah DAP selanjutnya dibawa ke RS Adam Malik Medan untuk penanganan lebih lanjut. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan yang melibatkan sebuah mobil pickup tersebut.
Langkah cepat, tepat, dan humanis dari Iptu Eko Sanjaya menjadi perbincangan hangat tidak hanya di Medan, tetapi juga secara nasional. Banyak yang berharap pendekatan seperti ini bisa menjadi standar baru dalam penanganan kecelakaan lalu lintas maupun peristiwa darurat lainnya, di mana sisi kemanusiaan tetap dijaga tanpa meninggalkan aspek profesionalitas.
“Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi buat kita semua setiap anggota Polri untuk matang dalam melihat situasi dan bertindak secara cepat, tepat dan humanis,” tutup Kombes Gidion.
Satu tindakan kecil tapi penuh makna. Seragam boleh lepas, tapi kehormatan justru bertambah. Ini bukan soal pangkat, tapi soal nurani.
Dan mungkin, lewat momen seperti inilah kepercayaan publik terhadap aparat perlahan bisa pulih, bukan karena kekuasaan yang ditunjukkan, tapi karena kemanusiaan yang diteladankan.