Teluk Hijau Banyuwangi, Permata Tersembunyi di Ujung Taman Nasional Meru Betiri

Teluk Hijau Banyuwangi, Permata Tersembunyi di Ujung Taman Nasional Meru Betiri


1dtk.com - Di balik lebatnya hutan tropis dan jalur yang menantang, tersembunyi sebuah surga kecil bernama Teluk Hijau atau lebih dikenal dengan nama Green Bay. Terletak di Dusun Krajan, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, pantai ini menjadi salah satu destinasi paling dicari oleh pecinta alam dan petualang sejati. Letaknya berada di dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri, salah satu kawasan konservasi paling eksotis di Jawa Timur.

Bukan tanpa alasan mengapa Teluk Hijau begitu memesona. Selain air lautnya yang jernih berwarna hijau toska, pantainya juga memiliki pasir putih halus yang menyenangkan untuk dipijak. Di sini, pengunjung bisa berenang dengan cukup aman karena ombaknya relatif tenang. Namun, tetap saja, waspada adalah kunci utama saat bermain air di alam terbuka.

Dua Pantai, Dua Karakter

Yang membuat kawasan ini semakin menarik adalah keberadaan Pantai Batu yang jaraknya hanya sekitar 300 meter dari Teluk Hijau. Pantai ini dinamakan demikian bukan tanpa sebab—tidak ada pasir di sini, melainkan barisan batu-batu alami yang tersusun rapi. Uniknya, susunan batu tersebut bukan hasil karya manusia, melainkan hasil karya waktu dan alam. Setiap langkah di atasnya akan terasa seperti berjalan di atas mosaik raksasa.

Kontras antara kedua pantai ini sungguh menarik. Di satu sisi, Teluk Hijau memberikan kelembutan dan ketenangan. Di sisi lain, Pantai Batu menawarkan tekstur dan keunikan visual yang memanjakan mata. Keduanya bisa dijelajahi dalam satu waktu karena berdekatan dan saling melengkapi.

Akses yang Tersembunyi

Namun, mencapai Teluk Hijau bukan perkara mudah. Inilah yang menjadi nilai tambah sekaligus tantangan tersendiri. Pantai ini berada di balik karang tinggi di sisi timur dan barat, sehingga tidak bisa ditempuh langsung melalui jalur pantai. Akses paling umum adalah melalui hutan kecil yang berada di ujung jalan setapak Pantai Batu. Jalurnya menanjak, licin saat hujan, dan cukup menantang bagi yang tidak terbiasa mendaki.

Teluk Hijau Banyuwangi, Permata Tersembunyi di Ujung Taman Nasional Meru Betiri

Inilah alasan mengapa banyak pengunjung memilih menggunakan perahu dari Pantai Rajegwesi, sebuah pantai nelayan yang juga berada dalam kawasan Meru Betiri. Dari Rajegwesi, perahu-perahu kecil bisa disewa untuk mengantar pengunjung langsung ke Teluk Hijau. Tarifnya bervariasi, tergantung musim dan jumlah penumpang. Biasanya sekitar Rp25.000–Rp35.000 per orang untuk sekali jalan.

Namun, jika Anda ingin merasakan sensasi petualangan yang lebih mendalam, jalur trekking sejauh ±1,5 kilometer melalui hutan bisa menjadi pilihan. Biasanya butuh waktu sekitar 30–45 menit berjalan kaki, tergantung stamina dan cuaca.

Jangan Lupa Air Terjun

Tak hanya pantai, Teluk Hijau juga menyimpan air terjun alami yang menambah keindahan kawasan ini. Letaknya sekitar 21 meter dari garis pantai. Air terjun ini bukan hanya aksen cantik di tengah hutan, tapi juga menjadi tempat favorit untuk membilas diri setelah bermain air laut. Debit airnya akan meningkat saat musim hujan, menjadikannya lebih dramatis dan menyegarkan.

Namun, musim hujan juga berarti medan yang lebih berat. Jalur setapak bisa berubah menjadi licin dan becek. Maka dari itu, sepatu gunung atau sandal trekking adalah perlengkapan wajib kalau kamu ingin melintasi hutan menuju Teluk Hijau dengan aman.

Camping? Bisa Banget, Tapi Koordinasi Dulu

Keindahan Teluk Hijau memang tak cukup dinikmati dalam hitungan jam. Banyak wisatawan yang ingin berkemah untuk menikmati suasana malam yang tenang dan suara deburan ombak sebagai pengantar tidur. Tapi karena Teluk Hijau adalah bagian dari wilayah Taman Nasional Meru Betiri, semua kegiatan camping harus koordinasi terlebih dahulu dengan pihak pengelola di Pos Rajegwesi.

Alasannya jelas: kawasan ini merupakan habitat alami berbagai satwa liar. Pengunjung bisa saja bertemu dengan lutung, babi hutan, bahkan macan tutul jawa (meskipun sangat jarang terlihat). Dengan berkoordinasi, petugas bisa memberikan arahan tentang spot aman untuk mendirikan tenda dan jalur yang sebaiknya dihindari.

Dua Jalur Menuju Teluk Hijau

Kalau kamu berencana ke sini, ada dua jalur utama yang bisa ditempuh:

Jalur Rajegwesi

Ini adalah jalur paling umum dan mudah. Dari pusat kota Banyuwangi, kamu bisa menyewa kendaraan menuju Pantai Rajegwesi. Jalannya berliku dan sebagian rusak, jadi kendaraan off-road atau sopir berpengalaman sangat disarankan. Dari Rajegwesi, kamu bisa memilih trekking atau naik perahu ke Teluk Hijau.

Jalur Sukamade

Biasanya digunakan oleh rombongan yang hendak menuju Pantai Sukamade, destinasi konservasi penyu. Dalam perjalanan menuju Sukamade, kendaraan akan melewati bukit yang berada di belakang Teluk Hijau. Nah, kamu bisa turun di titik tertentu dan melanjutkan perjalanan kaki menuju pantai ini. Namun, jalur ini lebih jarang digunakan karena lebih berat dan tidak semua sopir bersedia berhenti di tengah jalan.

Tidak Ada Transportasi Umum

Sayangnya, belum ada transportasi umum menuju daerah ini. Jadi, satu-satunya cara adalah menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil dari Banyuwangi. Sebagian wisatawan bahkan memilih menggunakan motor trail untuk memudahkan perjalanan melewati jalan rusak.

Biaya sewa mobil harian di Banyuwangi berkisar antara Rp350.000 hingga Rp500.000, tergantung jenis mobil dan apakah menggunakan sopir atau tidak.


Baca juga: Curug Nangka di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Tempat Wisata Alam yang Memukau di Bogor


Video Objek Wisata Teluk Hijau Banyuwangi


Tips Sebelum ke Teluk Hijau

Sebelum kamu memutuskan untuk menjelajah pantai ini, ada beberapa tips yang bisa kamu catat:

  • Bawa bekal makanan dan minuman sendiri, karena tidak ada warung di area pantai. Di Pantai Rajegwesi mungkin ada, tapi sangat terbatas.
  • Gunakan alas kaki yang nyaman dan tidak licin, terutama jika memilih trekking.
  • Hindari membawa terlalu banyak barang, karena jalur menantang bisa jadi menyulitkan.
  • Siapkan kantong sampah sendiri, dan pastikan semua sampah dibawa kembali. Tidak ada petugas kebersihan di pantai ini.
  • Datang pagi hari, agar bisa menikmati semua keindahan sebelum sore atau hujan turun.

Kapan Waktu Terbaik?

Musim kemarau antara Mei hingga September adalah waktu terbaik untuk berkunjung. Cuaca cenderung cerah, ombak tidak terlalu besar, dan jalur trekking lebih aman. Namun, kalau kamu ingin melihat air terjun dengan debit maksimal, datanglah saat awal musim hujan. Tapi pastikan kondisi fisik prima, karena jalur akan lebih menantang.

Teluk Hijau bukan pantai untuk semua orang. Ia adalah tempat bagi mereka yang rela menempuh perjalanan panjang dan berpeluh, demi meraih keindahan yang tersembunyi. Di sini, kamu tidak hanya melihat pemandangan, tapi juga merasakan kedamaian yang sulit ditemukan di pantai-pantai mainstream.

Jika kamu mencari tempat yang belum banyak tersentuh tangan manusia, di mana laut, hutan, dan air terjun berpadu menjadi satu kesatuan yang nyaris sempurna—maka Teluk Hijau adalah jawabannya.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال